Sejarah Desa Pujon Lor
Pada awalnya,desa Pujon adalah sebuah hutan belantara tanpa
penghuni,hingga pada suatu hari datang seorang pengembara dari sebuah
kerajaan jawa tengah yang bernama Ki Ageng Selo .Ki Ageng Selo adalah
manusia yang sangat bertaqwa pada sang pencipta,karena ketaqwaanya di
seringkali memohon perunjuk dan mendekatkan diri pada sang pencipta
dengan cara bertapa dan Memuja.ketaqwaan yang diindikasikan dengan
Kebiasaan Ki Ageng Selo dalam melakukan pemujaan,membuatnya dipanggil
Paudjan(Pemujaan/orang yang melakukan pemujaan)
Disamping terkenal sebagai orang yang bertaqwa,Ki Ageng Selo
juga seorang yang memiliki keahlian di bidang seni musik dan seni tari ,
beliau sangat mahir menari gambyong dan memainkan alat music gamelan.
Ki Ageng Selo nampaknya merasa sangat kerasan tinggal di tempat ini,
karena tanahnya subur dan berhawa sejuk.Sejak kedatangan Ki Ageng
Selo,banyak orang berdatangan dan menetap di daerah Pujon.Ki Ageng Selo
dikaruniai dua orang anak yang bernama dewi Nawangsari dan Dewi
Maimunah,kedua Anak Ki Ageng Selo tersebut juga pandai menari seperti
Ayahnya .
Berkat kedekatanya dengan sang pencipta Ki Ageng Selo memiliki
kesaktian yang tinggi, konon Ki Ageng Selo dapat berubah menjadi ular
dan harimau putih.Disamping itu beliau juga dikenal sebagai orang yang
arif dan bijaksana,maka tak heran jika nama Paudjan oleh masyarakat
diabadikan sebagai nama desa “Pujon”yang berarti pujaan atau
memuja.sebagai penghormatan pada Paudjan ,masyarakat membangun patung
dari batu berbentuk gong, dan patung penari tandak di makam
Paudjan,karena adanya patung gong yang terbuat dari batu tersebut,tempat
di sekitar makam paudjan disebut kampung Watu gong.
0 komentar: